Minggu, 06 September 2009

SS-1 V1 BERGELIAT

Diperiksanya keberadaan senjata laras panjang SS1-V1 dan beberapa produk militer lainnya di diatas kapal 500 mtr dilepas pantai pelabuhan Mariveles Philipina merupakan geliat dan promosi dari salah satu produk Industri Pertahanan Indonesia. Kita tidak akan membicarakan persyaratan Ekspor dari produk tersebut karena itu pasti sudah dilengkapi dengan administrasi yang diperlukan, tapi momen ini dapat dijadikan untuk re positioning/kebangkitan Produk Industri Pertahanan Indonesia.
Senjata Egronomi. Senjata SS-1 V1 diproduksi pertama kali awal tahun 80an yang merupakan modifikasi/retrofit dari senjata FNC buatan Belgia yang telah di sesuaikan dengan postur TNI, senjata ini memenuhi tuntutan keperluan bekal pokok domestik (TNI) dan tentara Asia Tenggara. Pertama diproduksi Pindad dengan retrofit beberapa macam spare part seperti pelatuk senjata disesuaikan dengan ukuran panjang ruas jari telunjuk prajurit TNI, lebar magazen dan pembuatan popor lipat atas permintaan prajurit, serta penyesuaian komponen lainnya yang telah di sepakati dengan user. Ini dilakukan untuk menjadikan senjata ini egronomi dan nyaman dipergunakan user (militer Indonesia dan Militer Asteng), superior dikelasnya serta menjadi senjata masa depan bukan produk masa lalu.
Keunggulan Senjata SS-1 V1 telah lama di ketahui dan diperhitungkan oleh tentara Asia tenggara karena dalam beberapa tahun terahir ini selalu menjuarai lomba tembak tentara di region Asia Tenggara. Ini adalah prestasi ini mengarah pada superior dan kalau ada “bergeliat” berarti senjata tersebut mencari positioning.
Seperti diketahui Industri Pertahanan Indonesia yang di motori oleh PT Pindad, PT DI dan PT PAL mempunyai beberapa core product yang dapat diandalkan dan diakui oleh segmen pasar global. Perhatian yang sangat serius dari pemerintah diharapkan dapat membantu kehidupan dan perkembangan dari Industri-industri tersebut yang sementara ini di koordinir oleh Kementerian BUMN. Dalam kondisi ekonomi yang masih sulit seperti sekarang ini political will pemerintah tentunya sangat diharapkan dengan jalan menjadikan produk kebutuhan alutsista (alat utama sistem senjata) menjadi kebutuhan logistik Pertahanan yang didukung APBN. Hal ini tentunya akan mendorong kemampuan kreasi dan breakthrough dan R & D.
Secara umum produk/barang yang kita konsumsi sehari-hari mempunyai persya ratan/spesifikasi dalam penggunaan, karena ada pengelompokan berdasarkan jenis/penggunaannya. Produk Industri pertahanan Indonesia yang sering disebut Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) memerlukan Dasar Hukum untuk memiliki dan menggunakannya.
Disamping itu Produk Industri Pertahanan (Alutsista), mempunyai Karakteristik yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan produk komersil lainnya, di bawah ini diuraikan pengeompokan jenis barang, dasar hukum, karakteristik produk industri pertahanan, hingga core product /Produk Unggulan, yang telah dihasilkan oleh industri pertahanan Indonesia:
Pengelompokkan Jenis Barang: Barang-barang yang kita konsumsi sehari-hari dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok seperti diuraikan dibawah ini:
a. Private Goods : Sifatnya bersaing dan terbatas , bila seseorang sudah memiliki suatu barang yang termasuk katagori ini, dia dapat mencegah orang lain untuk memilikinya dan jika barang tersebut sudah dikonsumsi, barang tersebut tidak dapat di daur ulang, di mana penjual/produsen berhak menentukan calon konsumennya. Private goods mempunyai sifat-sifat seperti di bawah ini:
Eksklusif, Terdapat kemungkinan untuk mencegah/konfidensial beberapa
segment masyarakat untuk membeli atau menggunakan, mengkonsumsi barang tersebut. (contoh, pembatasan dari segi umur, pembatasan karena tugas dan tanggung jawab).
Kompetitif : Bila suatu barang telah dikonsumsi oleh konsumen dia dapat mencegah hal itu dilakukan bersamaan oleh konsumen lain. Private goods atau barang swasta memberikan kepuasan atas keinginan seseorang/private, sedangkan barang umum atau public goods memberikan kepuasan atas keinginan masyarakat banyak.
Barang private/khusus adalah kebalikan dari barang umum/public goods, persamaannya adalah keduanya dibuat untuk mendapatkan laba.
Contoh dari barang private/khusus adalah misalnya: roti yang dimakan oleh seseorang tidak dapat dimakan oleh orang lain, dan tentu saja seorang penjual roti dapat dengan mudah untuk menolak menjual sepotong roti (dapat memilih) kepada seseorang.
Senjata, amunisi atau barang yang termasuk dalam kelompok Industri Pertahanan/militer (Alutsista) masuk dalam golongan ini dengan ketentuan bahwa tidak setiap orang dapat membeli dan memilikinya/konfidensial, ada persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi.
b. Public goods: Sifatnya tidak bersaing dan tidak terbatas, penggunaan/konsumsi dari suatu barang tidak mengurangi persediaan barang tersebut di pasar dan tidak membatasi siapapun untuk memilikinya. Kelemahannya tidak ada cara untuk mengukur berapa banyak barang tersebut telah dikonsumsi oleh seseorang. Menyebabkan kegagalan pasar dimana pertambahan konsumsi tidak mengakibatkan bertambahnya kontribusi atau pendapatan.
c. common goods: Sifatnya bersaing dan tidak terbatas contoh jumlah ikan diperairan internasional banyak dan setiap orang berhak untuk mendapatkannya namun jika pengambilannya tidak terkontol persediaan akan menipis/habis. Harus ada pengontrolan dalam pemanfaatan sumberdaya alam guna antisipasi.
d. Club goods: Public goods bisa berevolusi menjadi Club goods sebagai solusi atas ketidak kontrolannya barang yang sudah dikomsumsi contoh barangnya hak patent dan copyright. Namun penerapan hak paten menimbulkan masalah lain karena penerapan peraturan tersebut mengarah ke pada monopoli.


Karakteristik Produk Industri Pertahanan: Karakteristik Produk Industri Pertahanan Indonesia(Alutsista) secara umum dapat diuraikan seperti dibawah ini, ikutan dan penonjolan dari industri pertahanan adalah penguasaan terhadap industri pertahanan akan diikuti dengan tumbuhnya industri pendukung atau industri komersial lainnya

a. Akurat : Mempunyai kemampuan yang akurat/tepat mengenai sasaran sesuai spesifikasinya

b. Military Spec: Spesifikasi Kuat, tahan banting dapat dioperasikan pada berbagai kondisi dan cuaca lapangan

c. Mudah dalam Pemeliharaan /Free Maintenance: produk gampang dirawat atau tidak memerlukan perawatan khusus

d. Usia Panjang: Produk bandal dan kuat, usia lebih panjang dibanding dengan produk sejenis .

e. Mudah dalam pengoprasian: tidak memerlukan waktu lama untuk bisa mengoperasikan

f. Reliable: Handal pada saat dioperasikan, tanpa mengurangi fungsinya.


Produk Unggulan Industri Pertahanan: Masing-masing Industri Peratahanan umumnya telah mempunyai Core Product/Produk Unggulan seperti:
a. INDUSTRI PERTAHANAN (PT PINDAD)
1) Senjata
a) Laras Panjang Senjata SS-1
b) Laras Pendek Pistol, Revolver

2) Amunisi,
a) Amunisi kal Kecil : 5.56 mm, 7,62 mm, 9 mm
b) Granat, Mortir-50PE, Mortir-60PE, Mortir-80PE
c) Roket
d) Peluru Kendali
e) Bahan Peledak

3) Kenderaan Tempur (Ranpur)
a) Rantis / Ransus
b) Ranpur Roda Ban
c) Ranpur Roda Rantai
d) Automatic Turret


b. INDUSTRI MARITIM DAN PERKAPALAN (PT.PAL)
1) Kapal Patroli/Perang FPB 57 M, Kapal FPB 28M, Kapal FPB 14 M,
2) Kapal Tanker s/d 30.000DWT,
3) Kapal Niaga “Star 50”, Kapal Penumpang s/d 15.000DWT,
4) Kapal Ikan s/d 500 DWT . PT.PAL Indonesia, Produk Unggulan



c. INDUSTRI DIRGANTARA (PT.DI) Dirgantara Indonesia Pesawat Terbang baru
1) FIXED WING: Pesawat Angkut Udara CN 212,CN235, N-101 Very Light Aircraft, N-102 Trainer, N-115, N-219, CN 235, NMX, N-250, N 270 Mil Cargo X

2) ROTARY WING NBO-105, NBELL 412,BK-117,SA-330 dan PUMA, UAV recoinancesence, Light single, Medium twin, Heavy twin

d. INDUSTRI BAHAN PELEDAK (PT. Dahana)
1) Bahan Peledak Damotion/Geodin,
2) Detonator
e. INDUSTRI FERRO/STEEL (PT.Krakatau Steel)
1) Hot strip Mill (Baja Lembaran Canai Panas)
2) Colt Rolling Mill (Canai Dingin)
3) Batang Kawat baja, Batang kawat (Wire Rod Mill)

f. INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT (PT.Inka) Industri Kereta Api,
1) Gerbong barang,
2) Kereta Penumpang,
3) Kereta Rel Listrik.

g. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI PT.Industri Telekomunikasi (INTI)
1) IMPA (Inti Multy Protocol Analyzer)
2) ISLIM (Inti Subscriber Line Maintenance System)
3) Sagem Link F (TBCA)
4) ICN (Inti Conpact NGN)
5) INMS (Inti Network Management System)

h. INDUSTRI ELEKTRONIKA (PT LEN)
1) Satelit-Base Defence Comm,
2) Microwave-Base Defence Comm,
3) Transmisi Fibre Optic, Transmisi Radio Microwave,
4) Tactical Radio Comm,
5) Vihicle Comm System,
6) Combat management system.



Bachtiar Hasibuan,Ir, M.Eng,MPM,
Kandidat Doktor Manajemen Bisnis
Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung, Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya